Okee, dari judulnya aja udah clickbait yak? wkwk jadi ginii, judul sebenernya itu yang mau ditulis "Syarat mutlak menjadi islam liberal" tapi entah kenapa pas ditulis buat judul enakan yang kaya gitu hahah. Okee kita mulai ke curhatan dan perbincangan yang penting ga penting dari aku.
Pertama, mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku nulis kaya gini? jadi gini, berawal dari keresahan aku (biasa lah yaa.) yang ngerasa sekarang "pemikiran islam liberal" udah mulai masuk ke tubuh masyarakat indonesia, bukan cuma secara perlahan tapi udah mulai secara terang-terangan. Apalagi semenjak muncul orang yang ngakunya dari ketua "Jaringan Islam Anti Diskriminasi (aku singkat jadi JIAD)" dan aku pun sempet baca blog-nya sampe hampir abis, yang akhirnya kesimpulan yang aku dapet dari orang ini yaa gitu, liberal dianya.
Oke, kita mulai mengkaji secara gamblang dan satu arah. Liberal secara umum menurut KBBI artinya "bersifat bebas" atau "berpikiran bebas", jika kata ini digabung dengan kata "adab" "moral" ataupun dasar negara kita "pancasila" itu aja udah ga cocok. Kenapa? Karena orang "beradab, bermoral, dan berlandaskan pancasila" tidak diberikan kebebasan yang bener-bener bebas. Iya, kita semua memiliki batasan, jadi salah kalo ada orang bilang liberal itu bener-bener bebas, salah juga kalo ada orang yang bilang liberal itu "berpikiran bebas". Contoh gampangnya gini, apakah bermoral orang yang berpikiran untuk "membunuh? memperkosa? atau menyiksa orang lain?" kalo ada orang yang bilang "lah kan gue berpikiran bebas, suka-suka gue mau ngapain lah." salah tolol, kita itu hidup bareng-bareng jadi gabisa berbuat sebebas-bebasnya. Itu pikiran sederhana aku bahwa "liberal" dari kata dan makna aja udah gabisa digabung sama budaya Indonesia dan pancasila.
Berikutnya gimana kalo kata "islam" digabung dengan kata "Liberal"? Ya gabisa lah, jauuuhh banget, dalam islam aja udah banyak batasan-batasan, baik dalam berpikir maupun berperilaku sedangkan orang yang ngakunya liberal malah mikir tanpa tau kalo dia beragama islam. Makanya muncul yang namanya JIAD yaitu "mungkin" orang-orang yang ngakunya islam tapi berpikiran bebas sesuai kehendaknya. Dan aku agak lucu ketika ngeliat si pendiri JIAD ini ngomong di ILC soal aksi 212 dan soal Isu LGBT, untuk soal aksi 212 aku nggak mau komen deh, tapi pas aku nonton dia pas ngasih pendapat soal isu LGBT kok lucu ya? pas aku cek blog-nya, ternyata emang bener ada yang salah, pas nge-search namanya di google pun, hasilnya begitu semua. Dia itu membuat sesuatu yang jelas salah dijadikan abu-abu, sama kaya pengacara yang ngebela koruptor. Hukuman di akhiratnya untuk dia apa? Kayaknya bakalan masuk neraka bagian paling bawah, karena lebih keras hukuman bagi orang munafiq (orang yang ngakunya islam tapi justru merusak islam dari dalam) simpelnya mah lebih bahaya serigala berbulu domba daripada serigala asli.
Kenapa aku bisa berpikiran kaya gitu? Pertama, dari penjelasan dia soal isu-isu yang ada juga beberapa tulisannya, tidak ada yang konkrit. Dia hanya menggunakan landasan yang "sengaja" di konkritkan yang kalo orang ngerti dan paham udah ngerasa kaya tulisannya nggak ada bobotnya. Dia banyak mengkaji soal isu-isu yang bahkan ditentang oleh masyarakat, justru dia puter balik seakan-akan itu adalah isu yang boleh dan biasa saja. Okee, aku gamau banyak-banyak cerita tentang orang ini, cuma aku mau ngasih tau ke temen-temen, kenapa kok bisa ada pemikiran-pemikiran kaya orang ini? Dan kenapa itu terus tumbuh? Gimana awalnya? Okee, aku pengen coba ngejabarin dari yang paling awal, kenapa bisa sampe ada orang-orang yang melabeli dirinya dan kita labeli juga sebagai islam liberal, bahkan menurut aku beberapa poin ini menjadi syarat mutlak yang mencirikan dan menjadikan kamu islam liberal.
Pertama, menjadi seorang islam liberal mau ga mau dia harus mengkhianati seluruh rukun iman dalam islam. Kenapa begitu? Karena mereka secara langsung ataupun tidak langsung telah menghilangkan keimanan dalam diri mereka, mereka tidak percaya bahwa "Tuhan hanyalah Allah yang Satu", buktinya apa? Mereka menganggap agama lain "benar" dan punya tuhan masing-masing, yaudah lah yaa, inimah udah salah. trus yang paling keliatan lagi, mereka menafsirkan alqur'an jauh dari makna aslinya, ngerti lah ya di alqur'an bilangnya A ditafsirinnya sampe Z, intinya mah kalo mau jadi islam liberal, syarat pertama gausah beriman, udah itu dulu.
Kedua, menjadi seorang islam liberal itu wajib mempertanyakan hal-hal yang pasti dan yang sudah ditetapkan oleh hadits ataupun para ulama. Kenapa begitu? Mereka beralasan ingin mendapatkan keterangan yang baru, atau alasan yang berbeda. aneh emang mereka tuh, udah ditetapin satu hal malah minta yang lain, 1+1=2 malah nyari kemungkinan "gimana kalo hasilnya 3? Apakah bisa dipertimbangkan?" sejenis itu lah gampangnya. Dan mereka sering memakai kata-kata permisalan atau andai-andai kalo diajak berdebat soal keputusan atau pendapat yang berhubungan dengan islam. "Misalnya kalo.." "Seandainya.." dan lain-lain. Kenapa begitu? karena pendapat mereka tidak memiliki landasan yang kuat, seandainya mereka memiliki landasan yang kuat pasti mereka tidak akan berandai-andai. Kalo mereka nulis kayaknya bahasanya indaaahhh banget, tapi coba deh ajak diskusi, pasti gugup kalo ditanyakan soal hal-hal yang pasti, malah terkadang mereka ngeles dengan cara bertanya balik atau menyerang pertanyaannya kalo kata mba najwa.
Ketiga, yang tadi aku bilang menjadi orang liberal biasanya menggunakan dalil-dalil palsu dan tidak konkret, dalil-dalil yang belom pernah kita denger sebelumnya yang mereka bilang "ada" yang padahal mah sengaja "di ada-adain" gatau juga mereka dapetnya darimana, dikira kita bodoh kali ya mereka memainkan nama-nama arab, memainkan riwayat-riwayat palsu.
Keempat, pertanyaan basi dari orang-orang liberal yaitu suka mempertanyakan Islam sendiri dengan pertanyaan "Kenapa?" seolah-olah mereka masih awam dan tidak tau manfaat atau fungsinya untuk apa. Apakah kita berani bertanya "Kenapa" ketika kita diminta bos perusahaan untuk melakukan sesuatu? Apalagi sama Allah, huft.
Terakhir, untuk temen-temen yang ngerasa imannya belom kuat, saran aku jangan sekali-kali berdiskusi dengan mereka-mereka yang liberal, kenapa? Karena pertanyaan mereka banyak membuat kita berpikir soal islam itu sendiri yang padahal sebenernya nggak perlu dipertanyakan, dengan cara itulah mereka mulai merubah pemikiran-pemikiran islam yang murni. Kalo kalian ketemu dengan orang-orang yang berpaham liberal, menjauhlah. Mereka sangat perlu untuk dijauhi, mereka bukan orang yang terkena penyakit yang harus kita rangkul, tapi merekalah penyakit itu sendiri. Mudah-mudahan setiap orang liberal di Indonesia bisa balik lagi ke jalan islam yang haq. Caranya gimana? Banyakin ikut kajian-kajian di masjid, insha Allah makin tebel keimanannya. Aamiin, Allahu a'lam bisshowab.
Pertama, mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku nulis kaya gini? jadi gini, berawal dari keresahan aku (biasa lah yaa.) yang ngerasa sekarang "pemikiran islam liberal" udah mulai masuk ke tubuh masyarakat indonesia, bukan cuma secara perlahan tapi udah mulai secara terang-terangan. Apalagi semenjak muncul orang yang ngakunya dari ketua "Jaringan Islam Anti Diskriminasi (aku singkat jadi JIAD)" dan aku pun sempet baca blog-nya sampe hampir abis, yang akhirnya kesimpulan yang aku dapet dari orang ini yaa gitu, liberal dianya.
Oke, kita mulai mengkaji secara gamblang dan satu arah. Liberal secara umum menurut KBBI artinya "bersifat bebas" atau "berpikiran bebas", jika kata ini digabung dengan kata "adab" "moral" ataupun dasar negara kita "pancasila" itu aja udah ga cocok. Kenapa? Karena orang "beradab, bermoral, dan berlandaskan pancasila" tidak diberikan kebebasan yang bener-bener bebas. Iya, kita semua memiliki batasan, jadi salah kalo ada orang bilang liberal itu bener-bener bebas, salah juga kalo ada orang yang bilang liberal itu "berpikiran bebas". Contoh gampangnya gini, apakah bermoral orang yang berpikiran untuk "membunuh? memperkosa? atau menyiksa orang lain?" kalo ada orang yang bilang "lah kan gue berpikiran bebas, suka-suka gue mau ngapain lah." salah tolol, kita itu hidup bareng-bareng jadi gabisa berbuat sebebas-bebasnya. Itu pikiran sederhana aku bahwa "liberal" dari kata dan makna aja udah gabisa digabung sama budaya Indonesia dan pancasila.
Berikutnya gimana kalo kata "islam" digabung dengan kata "Liberal"? Ya gabisa lah, jauuuhh banget, dalam islam aja udah banyak batasan-batasan, baik dalam berpikir maupun berperilaku sedangkan orang yang ngakunya liberal malah mikir tanpa tau kalo dia beragama islam. Makanya muncul yang namanya JIAD yaitu "mungkin" orang-orang yang ngakunya islam tapi berpikiran bebas sesuai kehendaknya. Dan aku agak lucu ketika ngeliat si pendiri JIAD ini ngomong di ILC soal aksi 212 dan soal Isu LGBT, untuk soal aksi 212 aku nggak mau komen deh, tapi pas aku nonton dia pas ngasih pendapat soal isu LGBT kok lucu ya? pas aku cek blog-nya, ternyata emang bener ada yang salah, pas nge-search namanya di google pun, hasilnya begitu semua. Dia itu membuat sesuatu yang jelas salah dijadikan abu-abu, sama kaya pengacara yang ngebela koruptor. Hukuman di akhiratnya untuk dia apa? Kayaknya bakalan masuk neraka bagian paling bawah, karena lebih keras hukuman bagi orang munafiq (orang yang ngakunya islam tapi justru merusak islam dari dalam) simpelnya mah lebih bahaya serigala berbulu domba daripada serigala asli.
Kenapa aku bisa berpikiran kaya gitu? Pertama, dari penjelasan dia soal isu-isu yang ada juga beberapa tulisannya, tidak ada yang konkrit. Dia hanya menggunakan landasan yang "sengaja" di konkritkan yang kalo orang ngerti dan paham udah ngerasa kaya tulisannya nggak ada bobotnya. Dia banyak mengkaji soal isu-isu yang bahkan ditentang oleh masyarakat, justru dia puter balik seakan-akan itu adalah isu yang boleh dan biasa saja. Okee, aku gamau banyak-banyak cerita tentang orang ini, cuma aku mau ngasih tau ke temen-temen, kenapa kok bisa ada pemikiran-pemikiran kaya orang ini? Dan kenapa itu terus tumbuh? Gimana awalnya? Okee, aku pengen coba ngejabarin dari yang paling awal, kenapa bisa sampe ada orang-orang yang melabeli dirinya dan kita labeli juga sebagai islam liberal, bahkan menurut aku beberapa poin ini menjadi syarat mutlak yang mencirikan dan menjadikan kamu islam liberal.
Pertama, menjadi seorang islam liberal mau ga mau dia harus mengkhianati seluruh rukun iman dalam islam. Kenapa begitu? Karena mereka secara langsung ataupun tidak langsung telah menghilangkan keimanan dalam diri mereka, mereka tidak percaya bahwa "Tuhan hanyalah Allah yang Satu", buktinya apa? Mereka menganggap agama lain "benar" dan punya tuhan masing-masing, yaudah lah yaa, inimah udah salah. trus yang paling keliatan lagi, mereka menafsirkan alqur'an jauh dari makna aslinya, ngerti lah ya di alqur'an bilangnya A ditafsirinnya sampe Z, intinya mah kalo mau jadi islam liberal, syarat pertama gausah beriman, udah itu dulu.
Kedua, menjadi seorang islam liberal itu wajib mempertanyakan hal-hal yang pasti dan yang sudah ditetapkan oleh hadits ataupun para ulama. Kenapa begitu? Mereka beralasan ingin mendapatkan keterangan yang baru, atau alasan yang berbeda. aneh emang mereka tuh, udah ditetapin satu hal malah minta yang lain, 1+1=2 malah nyari kemungkinan "gimana kalo hasilnya 3? Apakah bisa dipertimbangkan?" sejenis itu lah gampangnya. Dan mereka sering memakai kata-kata permisalan atau andai-andai kalo diajak berdebat soal keputusan atau pendapat yang berhubungan dengan islam. "Misalnya kalo.." "Seandainya.." dan lain-lain. Kenapa begitu? karena pendapat mereka tidak memiliki landasan yang kuat, seandainya mereka memiliki landasan yang kuat pasti mereka tidak akan berandai-andai. Kalo mereka nulis kayaknya bahasanya indaaahhh banget, tapi coba deh ajak diskusi, pasti gugup kalo ditanyakan soal hal-hal yang pasti, malah terkadang mereka ngeles dengan cara bertanya balik atau menyerang pertanyaannya kalo kata mba najwa.
Ketiga, yang tadi aku bilang menjadi orang liberal biasanya menggunakan dalil-dalil palsu dan tidak konkret, dalil-dalil yang belom pernah kita denger sebelumnya yang mereka bilang "ada" yang padahal mah sengaja "di ada-adain" gatau juga mereka dapetnya darimana, dikira kita bodoh kali ya mereka memainkan nama-nama arab, memainkan riwayat-riwayat palsu.
Keempat, pertanyaan basi dari orang-orang liberal yaitu suka mempertanyakan Islam sendiri dengan pertanyaan "Kenapa?" seolah-olah mereka masih awam dan tidak tau manfaat atau fungsinya untuk apa. Apakah kita berani bertanya "Kenapa" ketika kita diminta bos perusahaan untuk melakukan sesuatu? Apalagi sama Allah, huft.
Terakhir, untuk temen-temen yang ngerasa imannya belom kuat, saran aku jangan sekali-kali berdiskusi dengan mereka-mereka yang liberal, kenapa? Karena pertanyaan mereka banyak membuat kita berpikir soal islam itu sendiri yang padahal sebenernya nggak perlu dipertanyakan, dengan cara itulah mereka mulai merubah pemikiran-pemikiran islam yang murni. Kalo kalian ketemu dengan orang-orang yang berpaham liberal, menjauhlah. Mereka sangat perlu untuk dijauhi, mereka bukan orang yang terkena penyakit yang harus kita rangkul, tapi merekalah penyakit itu sendiri. Mudah-mudahan setiap orang liberal di Indonesia bisa balik lagi ke jalan islam yang haq. Caranya gimana? Banyakin ikut kajian-kajian di masjid, insha Allah makin tebel keimanannya. Aamiin, Allahu a'lam bisshowab.
Comments
Post a Comment