Cuma mau cerita aja
sekaligus curhat. Aku sekolah di SMA Islam Putradarma, aku angkatan pertama dan
sekarang udah kelas 2 SMA (berarti udah 2 tahun) awalnya aku kaget pas pertama
kali masuk, jujur aja aku belom pernah seumur-umur jadi angkatan pertama sejak
TK -_-‘ angkatan pertama nggak begitu banyak, ada sekitar 40 orangan, tp
berhubung ada yang pindah jd sekarang sekitar 38 orang, terdiri dari 20 cowo 18
cewe.
Hari-hari pertama pas
kelas 1 begitu membosankan, kegiatannya yang semula aku kira santai ternyata
masuk jam 7.15 pulang jam 17.00 kebayang kan gimana capeknya? Serius deh,
beeetteeee abiiss, mana waktu itu gurunya masih dikit jadinya 1 guru bisa
ngerangkap 2-3 mata pelajaran, ada juga guru yang emang dibilang killer
sama anak-anak, pertama kali kita tau guru itu killer pas ada satu murid yang
rambutnya kurang rapi (atasnya agak lebat plus poni ala emo, tp sampingnya
tipis) yang kalo dibilang model rambut anak-anak jaman sekarang lah. Trus sama
guru itu apa? Nggak disuruh cukur loh, tapi langsung dipotong didepan anak-anak
cowo maupun cewe, killer ga tuh? Baru pertama kali masuk udah digituin, bete
abis. Setelah itu seiring berjalannya waktu kegiatan pun makin padet, ada
sholat dhuha, ma’tsurat pagi, dll. Gimana ga bosenin coba? Dari situ aku udah
pesimis aja mau nerusin sekolah apa nggak, soalnya aku ngeliat sekolah lain
yang kayaknya lebih santai, masuk pagi-pulang siang atau paling lama pulang
sampe ashar lah. Tapi dari situ aku mikir, yaah kalo emang ini yang Allah
berikan sama aku kenapa harus pindah? Toh kalo Allah ngijinin pindah juga aku
pasti pindah dengan sendirinya (baca: Just let it go/jalanin aja) aku juga
sempet kepilih jadi wakil ketua osis, tapi di angkatan pertama ini aku belom
bisa berbuat banyak, soalnya aku bukan ketua, kita juga angkatan pertama
otomatis banyak pelajaran yang harus digali disini, bahkan pas tahun pertama
kita coba ikut berbagai lomba dan itu gaada satu piala pun yang bisa kita bawa
dan kita belom bisa menghasilkan prestasi apa-apa.
Setelah 1 tahun
berjalan, ternyata nggak kerasa sama sekali udah punya adek kelas. Setelah itu
aku kepilih jadi ketua osis, nah dari sini aku berpikir “apasih keistimewaan
dari angkatan pertama?” kepala sekolah aku yang menjawab pertanyaan itu “kalo
kalian berhasil, pasti ade-adenya akan ngikut dan bisa jadi kebiasaan selama
sekolah ini ada. Salah satu pahala yang nggak berhenti mengalir ketika kita
sampai di alam kubur apa? Ilmu yang bermanfaat!” dari jawaban itulah aku
ngerombak semua pikiran aku, aku ngubah cara pandang aku ‘kita bukan sekolah
negeri yang punya ratusan bahkan ribuan siswa dengan bergudang-gudang prestasi,
kita bukan pesantren yang ketat dan jago didalam bidang agama, kita bukan
sekolah swasta yang angkatannya udah puluhan dan punya segedung fasilitas, kita
juga bukan sekolah bergengsi dengan anak-anak spesial sekaligus pintar
didalamnya, tapi kita adalah sekolah sma islam putradarma: sekolah yang baru
dibangun tahun 2012, dengan total murid saat ini 70 orang (angkatan 1 +
angkatan 2), dengan prestasi nol (belum ada), murid yang biasa, dan fasilitas
seadanya’ karena itu apa yang bisa dilakukan? Aku sebagai ketua osis angkatan
pertama periode kedua cuma punya 1 tujuan, yaitu: ‘Membangun Pondasi’
Iya bener, sebuah
bangunan tidak akan bisa didirikan tanpa adanya pondasi awal sebelum membangun,
itulah tugas aku sekarang. Manfaatnya? Subhanallah, kalo misalnya itu berguna
insya allah sampe sekolah itu angkatan 100 selama pondasi itu masih dipakai pahalanya
akan terus mengalir ke orang yang mengajarkan. Pondasinya apa? Sholat dhuha +
dzikir pagi tiap hari, coba bayangin? Ada nggak sih sekolah yang mewajibkan
dzikir pagi + sholat dhuha? Jarang. Trus ada puasa sunnah senin-kamis, nahloh?
Sekolah swasta islam sekalipun jarang ada yang mengadakan hal seperti ini.
Muhadharah (tausiyah) juga salah satunya, supaya kita mendapat siraman rohani
setiap minggu. Dan manfaatnya? Wuih, dengan sholat dhuha + dzikir pagi
anak-anak bisa hafal al-ma’tsurat, setiap pagi ketika berangkat yg ada
dipikirannya pertama kali cuma ‘sholat dhuha’ dan kita pun setiap hari berdoa
bersama agar diberi kesabaran dalam menuntut ilmu, ditambahkan rezekinya, dll.
Selain siraman
rohani? Ada lagi, banyak. Entah kenapa mungkin ini adalah sesuatu yang patut
aku syukuri, kita anak sma putradarma walaupun cuma 70 orang tapi bisa kompak
dalam segala hal termasuk guru-gurunya apalagi kepala sekolah sekaligus
kesiswaan yang paling semangat, ketika taun sebelumnya acara yang kita
selenggarakan yaitu Try Out akbar dengan kapasitas 300 orang, dan itu luar
biasa menurut aku. Bayangin aja, kita murid biasa dan bukan spesial yang cuma
berjumlah 40 orang saat itu bisa menyelenggarakan acara seperti itu? Mungkin
kalo kalian yang sudah pernah melakukan, bahkan dengan orang yang lebih sedikit
itu sebuah kewajaran. Tapi kita adalah sekolah baru, dan hasilnya?
Alhamdulillah sukses! Ketika tahun kedua dengan tambahan adek kelas kita mulai
coba ikut lomba lagi, hasilnya? Nihil.
Tapi aku nggak sedih,
justru itu bisa menjadi pelajaran buat kita semua. Setelah itu mulailah ada
acara-acara yang menurut aku spesial. Kita bukanlah sekolah yang bisa
mengadakan BIG EVENT dan mengundang berbagai orang terkenal, menggunakan
berbagai sponsor, bahkan sampai mengeluarkan biaya puluhan juta. Tapi kita
adalah sekolah yang bisa mengadakan acara kecil dengan biaya seadanya tapi
mengandung berbagai makna, penuh hikmah dan banyak kebaikan yang bisa diambil.
Salah satunya kita mengadakan acara ‘Waroeng SMA’ jadi kita berjualan makanan kecil
sekaligus menyediakan tempat makan, bagi yang ingin membeli maka orang itu
cukup membayar ‘seikhlasnya’ dan dia mendapatkan 1 kertas yang bisa dituliskan
doa buat sma putradarma, mungkin kita mengalami kerugian sampai 30% tapi
setelah melihat doa-doa yang ditulis oleh orang-orang, entah kenapa hati ini
merasa terharu :’) kebayang nggak sih, orang boleh bayar seikhlasnya asalkan
dengan doa? Mana yang lebih berharga? Uang puluhan juta atau seuntai doa?
Setelah itu kita
pernah mengadakan acara “bagi-bagi ta’jil gratis ketika berpuasa”dan
alhamdulillah dengan target habis sampai 45 menit ternyata baru 15 menit aja
kita udah selesai, subhanallah. Kita juga pernah ngadain acara “bersih-bersih
masjid pasca banjir” yang cowonya bersih-bersih masjid yang cewenya masak untuk
cowonya. Trus ada acara “cuci steam cuma rp.5000” dan yang cewenya berjualan
mulai dari roti, makanan kecil, sampai asinan, dll. Dan ketika acara
berlangsung maka semuanya memiliki peran, tanpa terkecuali.. kita yang 70 orang
cowo-cewe itu semuanya kerja, bahkan sampe kepala sekolah dan kesiswaan pun
juga ikutan nyuci steam, dan yang cewenya berjualan. Coba bayangin, aku belom
pernah nemu sekolah dimana ketika ada proker atau acara maka semua anak satu
sekolahnya sekaligus gurunya ikutan ambil bagian. Walaupun bukan acara yang
‘WAH’ tapi itulah yang membuat kami nyaman, kadang kebanyakan kalo anak sekolah
itu ngarepin pulang cepet + libur, iya ga? Temen-temen aku malah lebih betah
disekolah dibandingin dirumah -_- bahkan kadang sampe ada anak cowo yang nginep
disekolah (ada asramanya) ada juga anak cewe yg bilang “ngapain dirumah? Toh
mending disini banyak temen, dirumah bete gaada kerjaan” ada juga anak yang
ngomong “dirumah ngapain? Jalan? Ngabisin duit, kecuali kalo dibayarin pacar
baru mau deh -_- Main hape? Bosen, mending ngobrol langsung sama temen, Tidur? Nanti dikira kebo tidur mulu” dari
situ aku udah geleng kepala “subhanallah, ternyata mereka telah mejadikan
sekolah sebagai rumah pertama dibandingkan rumah aslinya” jarang-jarang kan? ;)
Sekali lagi, kita
bukanlah sekolah yang punya biaya jutaan untuk mengadakan sebuah acara, bukan
sekolah yang punya ratusan murid jenius dan bisa mendapat banyak prestasi, tapi
kita adalah sekolah yang mencoba membuat ‘sesuatu yang bermanfaat’ ada kata-kata
yang memotivasi diri aku sendiri sebagai ketua osis untuk terus mencoba
membangun pondasi di sma putradarma, kata-kata ini dari salah satu orang yang
aku hormati “udahlah kita gausah mikirin sekolah lain yang punya ribuan murid,
yang bisa bikin acara besar-besaran. Cukup yang sederhana tapi manfaat. Murid
ribuan alhamdulillah kalo bisa kepegang, tapi kalo nggak? Untuk apa murid
ribuan tapi ketika ada acara besar yang ikut serta cuma sebagian? Untuk apa murid
ribuan tapi pas istirahat zuhur yang sholat cuma anggota rohisnya doang? Untuk
apa acara besar, ngundang artis, sekaligus ngabisin puluhan juta kalo hasilnya cuma
sampah berserakan, uang berhamburan, aurat berterbangan dan dosa bertumpukan? Untuk
apa masuk universitas favorit dan menjadi profesor tapi nggak bisa mengajarkan
ilmunya? Mending kita berjumlah sedikit, acaranya sederhana dan ilmunya membawa
manfaat, tapi semuanya ikut mengambil bagian dan mendapat tugasnya
masing-masing! Itu yang lebih penting!” ada lagi satu kutipan dari salah satu guru
yang aku hormati “Abi nggak peduli ketika kalian tidak mendapat pekerjaan
setelah lulus, abi nggak takut kalian gagal masuk universitas favorit! Tapi
yang abi takutin kalo misalnya kalian keluar dari sma putradarma, kalian nggak
lagi kenal sama yang namanya sholat, nggak lagi sholat dhuha+dzikir pagi, nggak
lagi menutup aurat, nggak lagi kompak dalam melakukan suatu kebaikan, yang
paling parah nggak ada lagi bekas-bekas kamu pernah sekolah disini. Itu yang
abi takutin!”
Banyak hal yang
membuat sekolah ini berbeda dengan sekolah yang lain, dan entah kenapa aku
bangga bisa sekolah disini walaupun masih banyak kekurangan ;) pesen aku cuma
satu: dimanapun kamu bersekolah kamu cuma perlu ambil sisi positifnya saja,
pasti kamu akan merasakan sekolah bagaikan kebutuhan hidup, dan merasa bangga
bisa bersekolah disekolahmu. Sama satu lagi: Sekolah itu tempat untuk menuntut
ilmu, jangan kotori dengan hal-hal yang diluar itu (pacaran, tawuran, gangster,
dll) kalo prosedurnya benar insya allah pasti kamu akan merasakan yang namanya
indahnya sekolah dan betapa bermanfaatnya ilmu serta kamu akan melihat yang
namanya “pelangi dunia” yang dipantulkan oleh teman-teman, guru, dan
orang-orang disekitarmu ;)
Comments
Post a Comment