Skip to main content

Hijab yang Terlihat - Part 2

Kemarin udah upload dan dicantumin sumbernya juga. Sekarang aku pengen mengutarakan keresahan yang aku alami. Jadi gini, saat ini aku tinggal di bandung, dan Alhamdulillah disana udah lumayan banyak akhwat yang mengerti soal menutup aurat, dan bahkan banyak yang pake cadar juga.
 

Sebelum mulai, mungkin aku akan intro sedikit. Mungkin kita sepakat, bahwa banyak perempuan-perempuan nggak berhijab yang ada di social media itu banyak pasang foto-foto endorse, iklan, selfie cantik, melakukan streaming saat mengerjakan sesuatu, dll. Nah, gimana pendapat temen-temen (yang terbiasa melakukan sunnah) mengenai hal itu? Mungkin itu adalah salah satu hal yang mubazir bukan? Mulai dari ngeliat wanita bukan mahrom, mungkin bisa bikin mata ada percikan-percikan dosa disana. Dan mungkin kita sepakat soal itu.

Nah, yang aku resahkan itu gimana soal akhwat yang hijabnya syar’i mungkin ada yang pake khimar tapi seperti itu juga? Pajang foto di social media. Jujur, awalnya aku biasa aja, liat likers-nya sampe ribuan biasa aja mungkin maklum kalo diliat orang itu cantik dan menarik perhatian (karena orang yang pake khimar atau berhijab syar’i dan fotonya bagus biasanya nggak banyak). Tapi yang aku sedih pas liat komentarnya ya Allah, pas aku liat ada sekitar seribuan lebih komen, dan pas di scroll keatas, banyak isinya pertanyaan-pertanyaan sekitar khimar atau hijab, trus ada juga pujian-pujian, that’s okay laah, tapi ada beberapa komentar yang agak bikin heran, misalnya ada cowo yang komentar “bidadari surga kaya gini nyarinya dimana ya?” “serasa udah di khayangan” “cantik banget ukhti, semoga bisa ketemu yaa” dan lain-lain yang intinya berisi gombalan alay dan biasanya komentar itu ditulis oleh cowok-cowok gatel yang mungkin emang nakal ajaa suka komen di akun akhwat-akhwat berhijab. Dan pas lagi aku liat ke profil si akhwatnya ada tulisan “komentar negatif? BLOCK!” nahloh.

Kenapa bikin aku resah? Oke jadi gini, karena dari keadaan seperti itu ada beberapa hal yang menurut aku bisa terjadi kesalahan (mungkin karena aku termasuk orang yang suka memperhatikan hal-hal yang nggak penting kali yaa?) pertama, aku nggak bisa sepenuhnya nyalahin si cowok yang komentar “nakal”, yaa namanya juga cowo kalo liat cewe cakep dikit mau pake hijab atau nggak langsung disikat, makanya cewek suka bilang cowok itu mata keranjang, matanya jelalatan, dll laah kalo gaada yang bikin menarik mah gabakal diliat atuh neng (soalnya aku cowok, dan aku normal, maaf). Kedua, aku juga nggak mau sepenuhnya nyalahin si akhwat yang langsung ngeblock komentar negative kaya tadi, mungkin itu salah satu cara yang ampuh untuk dia melindungi diri dari hal-hal seperti itu. Nah, yang aku nggak habis pikir berapa banyak akun yang diblock sama si akhwat itu? Ratusan kah? Ribuan kah? Kita gapernah tau kayaknya.

Dan sekarang aku mau nanya untuk “semua akhwat berhijab yang followersnya banyaknya minta ampun, yang akunnya nggak di lock sehingga setiap orang bisa ngeliat, dan yang merasa hijabnya sudah syar’i dan mengikuti sunnah” mungkin aku gaada wewenang untuk berkata seperti ini karena setiap orang memiliki alesan tersendiri untuk melakukan itu. Pertanyaannya adalah “apa tujuan kalian melakukan hal itu?” oke, akan aku breakdown sedikit soal jawaban yang mungkin mayoritas dari temen-temen melakukan itu, dan aku pengen ngasih pendapat juga soal jawaban temen-temen yang menjawab karena sesungguhnya ketika kita mengkritik sesuatu maka harus disertai dengan solusi.

1.      Untuk endorse produk: nah ini mayoritas yang akhwat-akhwat itu lakukan, untuk endorse produk. Tapi kalo temen-temen baca lagi di buku-buku, majalah-majalah atau tabloid yang diterbitkan oleh suatu agensi yang menjunjung tinggi sunnah *oke ribet bacanya, boleh diulang* iklan di majalah juga ada keleus, tapi bedanya di iklan itu wajahnya diblur-in, supaya nggak keliatan. Tetep endorse? Iya emang, tapi mengurangi syubhat. Dan gimana kalo di jejaring social berbasis foto kaya instagram? Bisa diblur juga kan? :p wkwk tapi kalo gamauuu, misalnya temen-temen endorse sarung tangan atau kaos kaki, yang difoto mungkin cukup sarung tangan atau kaos kakinya aja, tapi kalo hijab atau pakaian luar seperti gamis misalnya, mungkin bisa foto agak jauh sehingga wajahnya nggak terlalu jadi perhatian.

2.      Untuk berbagi momen: kalo yang ini, emang temen-temen aja yang kebelet selfie wkwk (maklum perempuan) tapii, mungkin bisa dikurangi untuk hal dalam meng-upload-nya, atau mungkin bisa dihapus lagi setelah itu, sebelum ada yang komentar “nakal” lagi.

3.      Sebagai public figure atau contoh: kalo yang ini biasanya pengen nunjukin bahwa hijab syar’i itu bisa modern, nggak kampungan dan ketinggalan jaman. Mungkin temen-temen bisa menjadi model islami disini tapi jangan sampe salah kaprah, justru jangan sampai yang diperlihatkan temen-temen akhwat adalah “kecantikan wanita berhijab” bukannya “cara yang benar dalam menggunakan hijab”. Mungkin karena itulah bisa muncul istilah jilboobs, yang kita ga ngerti darimana asalnya.

4.      Syiar islam: ini yang suka dijadiin alesan dasar para akhwat yang suka foto syar’i di social media, sebenernya menurut aku syiar wanita dalam islam itu nggak seluas syiar para laki-laki, jadi mungkin ketika ingin syiar melalui jejaring social berbasis foto ada kalanya emang diniatkan untuk syiar. Misalnya ingin buat caption yang panjang soal berbakti kepada orangtua, silahkan fotonya ketika memeluk orangtua misalnya. Ketika captionnya buat berbakti kepada suami, silahkan fotonya ketika mencium tangan suami, misalnya. Sehingga emang bisa dijadikan syiar kepada followers temen-temen yang insha Allah mengurangi komentar negatif.



Nah oke, paling Cuma segitu aja dulu. Dan kalo misalnya temen-temen akhwat mau syi'ar dengan cara berkarya mungkin bisa mencontoh dari ibu Helvy Tiana Rosa, beliau adalah salah satu orang yang aku respect banget soal dakwahnya, atau mungkin bisa ngefollow akun @hijabographic yang menggunakan metode lain dalam syiar ala wanita, atau mungkin cara terakhir bisa seperti istrinya Alvin yang nge-lock instagramnya dan hanya memperbolehkan followers wanita untuk ngefollow.

Yaah, pokoknya seperti itulah dunia ini, terkadang kita udah ngerasa paling bener, tapi tetep aja ada haters dan emang Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam pun dulu begitu, banyak banget hatersnya. Tapi namanya juga dakwah ya kan? Walaupun bumi pecah pun kita harus tetep berjuang. Dan pesan aku untuk semua akhwat yang ada di social media apapun “Jauhi fitnah” karena itu bisa membuat derajat temen-temen menjadi buruk, bahkan ketika Aisya radhiallahu’ an’hu difitnah oleh beberapa sahabat, Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam pun enggan untuk berbicara kepadanya sampai Allah subhanahu wata’ala menurunkan wahyu yang menjelaskan kebenarannya, allahu a’alam bisshowab.

No offense guys ;)

Comments

Popular posts from this blog

Work Hard until Your Idols become Your Rivals

"Work Hard until Your Idols become Your Rivals" " Kerja keras, sampe orang yang menginspirasi lu ngefolbek elu,wkwk. Itu yang gue alamin, mulai dari nol, ketika gue masih awam sama handlettering, ngeliat jagoan-jagoan yang karyanya masya Allah 😂. Trus ikutan meetup sampe kenal beberapa jagoan. Trus mulailah latihan dan mengasah skill terus menerus setiap hari, gaada bosennya, sampe satu-persatu para jagoan yang gue respect ke mereka mulai ngefollow gue, kita suka dm-an, dan bahkan jagoan yang nggak gue pikir bakal ngefollow gue akhirnya pun ngefollow gue. Padahal gue gaada seujung jempol sama skill dan pengalaman dia. Semuanya butuh proses dan kerja keras. Makasih banyak untuk semua jagoan yang terus menginspirasi gue sampe sekarang. Mudah-mudahan gue juga bisa menginspirasi orang lain juga kaya kalian semua. Gue mau ngetag satu-satu tapi kayaknya kebanyakan wkwk 😂. Untuk kalian yang masih berusaha, tetaplah berusaha, jangan pernah berhenti, kita menunggu kalian u

Definisi dari "Collect Moments not Things"

Jika ada orang yang bertanya siapa yang orang pertama yang kamu cintai dalam senior residents, mungkin aku akan memilih orang ini sebagai yang pertama dan terakhir. Karena tanpa dia aku bukan siapa-siapa, Bertahun-tahun menjadi pemimpin dari sebuah organisasi baru kali ini ngerasa memiliki partner yang "klop" dan aku merasa bahwa aku adalah salah satu orang yang paling beruntuk ketika bertemu dengannya. Perempuan ini tidak terlalu cantik menurut aku (karena banyak temen-temen aku yang menurut aku jauh lebih cantik), perempuan ini tidak terlalu baik juga (karena terkadang suka ngomel-ngomel) tapi luar biasanya perempuan ini tempat bercerita, brainstorming, tempat minta saran, juga tempat meluapkan kelelahan-kelelahan selama aku menjadi seorang senior residents, entah kenapa kalo aku lagi lelah dan jenuh sama tugas-tugas kuliah atau organisasi diluar, pas ada kumpul senior residents dan aku ngeliat ada dia disana itu udah cukup menghilangkan kejenuhan aku selama seharian, da

simple is beautiful

okeeh, satu hal yang aku lupain.. harusnya postingan ini udah aku tulis sejak awal bikin blog tapi gapapalah, namanya juga manusia.. hehe :p "Simple Is Beautiful" ada temen yang nanya "emang artinya apaan sih?" nah, itu dia yang mau aku jelasin sekarang di tulisan ini.. yang pertama yaitu Simple : artinya simpel atau sederhana atau biasa aja kalo dalam bahasa kita, sedangkan Beautiful : itu artinya cantik, indah, bagus, dan yang sama maknanya dengan hal yang mengandung keindahan.. kenapa dari dua kata itu aku jadiin satu? soalnya aku suka semua yang sederhana, sesuatu yang sederhana itu bisa membuat otak kita menjadi fresh, dan bisa juga bertambah semangat :) bayangkan jika kita dihadapkan pada pemandangan yang luas atau pemandangan yang sempit? pasti kita memilih yang luas bukan? mana yang lebih kalian pilih dalam menghitung matematika? rumus yang panjang belibet-libet atau yang cepat dan efisien? pasti kalian akan memilih yang lebih cepat.. dari sesuatu y